Tulisan ini saya buat karena begitu banyak pertanyaan yang saya terima terkait dengan suplemen bagi ibu menyusui, mudah-mudahan tulisan ini bia membantu menjawab pertanyaan tersebut ya moms.
(Tulisan ini juga sudah diposting di akun-akun Media Sosial AIMI Lampung)
(Tulisan ini juga sudah diposting di akun-akun Media Sosial AIMI Lampung)
Seiring dengan maraknya kampanye menyusui, bermunculan juga berbagai produk
yang berkaitan dengan menyusui diantaranya adalah berbagai suplemen booster
ASI. Booster ASI merupakan istilah yang sering dipakai untuk menyebut jenis makanan dan berbagai produk
suplemen yang dipercaya bisa meningkatkan produksi ASI. Booster ASI dikenal
juga dengan istilah laktogog/galaktogog. Banyak ibu menyusui yang lalu membeli
berbagai suplemen booster ASI. Namun sayangnya, seringkali boster ASI dijadikan
sebagai jalan pintas untuk mengatasi berbagai hambatan menyusui, tanpa diiringi
dengan memahami dan mengevaluasi manejemen laktasi yang benar.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan ibu memutuskan untuk mengkonsumsi
laktogog;
1. Ibu menganggap ASI nya sedikit
1. Ibu menganggap ASI nya sedikit
2. Hasil ASI perah
menurun dengan tajam.
Untuk poin pertama agar Ibu bisa yakin bahwa ASI nya memang kurang atau
terjadi penurunan maka yang harus diketahui terlebih dahulu adalah tentang
kecukupan ASI. patokan kecukupan ASI
meliputi Jumlah BAK dan BAB bayi dan kenaikan berat badan.
Jika ibu sudah yakin ASI nya kurang atau menurun produksinya makan langkah
selanjutnya adalah,
Mengetahui penyebab berkurangnya
produksi ASI
Beberapa hal yang
menjadi penyebab diantaranya :
1. Payudara tidak sering dikosongkan (disusui/diperah) dengan baik, sehingga payudara penuh dalam jangka waktu lama.
2. Bayi menerima asupan lain selain ASI/suplementasi PASI (Pengganti ASI) seperti susu formula, air putih, dan cairan lainnya.
3. Bayi menerima asupan melalui botol dot, atau diberi empeng (pacifier) sehingga bayi susah melekat dan mengalami bingung puting/nursing strike (mogok menyusu).
4. Ibu menggunakan nipple shield yang dapat berguna untuk beberapa masalah menyusui lain, tapi efek sampingnya, stimulasi pada payudara Mama berkurang dan dapat menghambat transfer ASI dari payudara.
5. Menyusui yang dijadwal. Tidak berdasarkan permintaan bayi.
6. Bayi dibiarkan tidur terus (sementara proses belajar menyusui belum stabil sehingga menyusui sesuai keinginan bayi/nursing on demand belum tercapai), atau sedang sakit seperti kuning/jaundice.
7. Mengatur lama waktu/durasi bayi menyusui (memperpendek durasi bayi menyusui).
8. Masalah anatomi bayi yang berhubungan dengan proses menyusui seperti tongue tie, kelainan syaraf/otot oral bayi, dll.
9. Masalah kesehatan Ibu seperti kelainan anatomi payudara yaitu hypoplasia, pernah mengalami trauma pada payudara, operasi payudara, masalah hormon (PCOS), hipotiroid, anemia, mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menghambat produksi ASI termasuk metoda kehamilan hormonal yang mengandung estrogen, merokok, pendarahan hebat pasca melahirkan, retained placenta, dll.
1. Payudara tidak sering dikosongkan (disusui/diperah) dengan baik, sehingga payudara penuh dalam jangka waktu lama.
2. Bayi menerima asupan lain selain ASI/suplementasi PASI (Pengganti ASI) seperti susu formula, air putih, dan cairan lainnya.
3. Bayi menerima asupan melalui botol dot, atau diberi empeng (pacifier) sehingga bayi susah melekat dan mengalami bingung puting/nursing strike (mogok menyusu).
4. Ibu menggunakan nipple shield yang dapat berguna untuk beberapa masalah menyusui lain, tapi efek sampingnya, stimulasi pada payudara Mama berkurang dan dapat menghambat transfer ASI dari payudara.
5. Menyusui yang dijadwal. Tidak berdasarkan permintaan bayi.
6. Bayi dibiarkan tidur terus (sementara proses belajar menyusui belum stabil sehingga menyusui sesuai keinginan bayi/nursing on demand belum tercapai), atau sedang sakit seperti kuning/jaundice.
7. Mengatur lama waktu/durasi bayi menyusui (memperpendek durasi bayi menyusui).
8. Masalah anatomi bayi yang berhubungan dengan proses menyusui seperti tongue tie, kelainan syaraf/otot oral bayi, dll.
9. Masalah kesehatan Ibu seperti kelainan anatomi payudara yaitu hypoplasia, pernah mengalami trauma pada payudara, operasi payudara, masalah hormon (PCOS), hipotiroid, anemia, mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menghambat produksi ASI termasuk metoda kehamilan hormonal yang mengandung estrogen, merokok, pendarahan hebat pasca melahirkan, retained placenta, dll.
Setelah mengetahui penyebab menurunnya/berkurangnya produksi ASI ada
beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk meningkatkan produksi ASI.
Mengetahui tentang
proses produksi dan pengeluaran ASI.
Hormon utama yang berperan dalam proses menyusui:
1. Prolaktin; berperan dalam PRODUKSI ASI.
1. Prolaktin; berperan dalam PRODUKSI ASI.
Prolaktin
bekerja dipicu oleh hisapan bayi dan pengosongan payudara. Semakin sering
payudara dikosongkan, semakin aktif prolaktin, semakin banyak ASI dihasilkan.
Jadi, apakah kunci peningkatan produksi ASI? Pengosongan payudara sesering
mungkin, baik dengan menyusui langsung atau memerah saat tidak bersama bayi.
2. Oksitosin berperan dalam KELANCARAN ASI. Okstosin ini yg memicu Let Down Reflex (LDR) pada busui. Oksitosin dipicu oleh rasa senang, relax, tenang, nyaman pada ibu selama periode menyusui. Oksitosin dipicu oleh sugesti positif ibu dan kebalikannya sugesti negatif seperti stress akan menghambat produksi hormon oksitosin. Itulah kenapa oksitosin seringkali disebut HORMON BAHAGIA
Pemahaman
tentang kedua hormon tersebut bermanfaat
dalam mengatasi produksi ASI yang kurang/sedikit. Berdasarkan peran dari kedua hormon
tersebut, ada beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk meningkatkan produksi
ASI:
1. Segera menghentikan penggunaan empeng, dot dan menggantinya dengan media lain seperti cup feeder, sendok, pipet.
2. Pastikan bayi menyusu dengan efisien, ditandai dengan posisi dan pelekatan yang tepat.
3. Perbanyak kontak kulit/ skin to skin dengan bayi. Kontak kulit membantu meningkatkan bonding dan membuat mood ibu dan bayi menjadi positif.
4. Lanjutkan memerah setelah menyusui untuk memaksimalkan pengosongan payudara. Karena peroses pengosongan payudara setelah menyusui hanya sekitar 70-80% saja.
5. Menyusui atau memerah dengan sering (frequent nursing/pumping). setiap 1,5 – 2 jam sekali saat pagi – siang hari dan paling tidak tiap 3 jam sekali pada malam hari, dengan frekuensi menyusu 8 – 12 kali dalam 24 jam.
6. Ambillah waktu khusus untuk menyusui dan memerah paling tidak selama 2-3 hari. Ambil cuti bekerja bila memungkinkan.
7. Lakukan Metode Power Pumping dan perah payudara saat menyusui.
8. Mintalah bantuan Konselor Menyusui dan Konsultan Laktasi untuk masalah-masalah menyusui yang berat seperti kelainan anatomi payudara Mama & oral bayi atau masalah kesehatan ibu & bayi.
9. Istirahat, me time dan percaya diri bahwa produksi ASI Mama mencukupi kebutuhan bayi Mama. Penting juga untuk mendapatkan dukungan dari orang terdekat dan kelompok pendukung ASI secara berkelanjutan. Jangan sungkan untuk meminta bantuan dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
10. Jaga mood agar tetap positif, dengan cara -ibu konsumsi makanan/minuman yg disukai.- melakukan kegiatan/hobi yang disukai, -Ibu mendapatkan perhatian dari orang2 terdekat.- Ibu mengingat momen2 indahnya bersama bayi.- Ibu mendapatkan bantuan untuk menjaga dan merawat bayi dari orang2 terdekat.- Ibu cukup istirahat. Jaga agar Tubuh ibu bugar dan dengan melakukan olah raga yang cukup.
1. Segera menghentikan penggunaan empeng, dot dan menggantinya dengan media lain seperti cup feeder, sendok, pipet.
2. Pastikan bayi menyusu dengan efisien, ditandai dengan posisi dan pelekatan yang tepat.
3. Perbanyak kontak kulit/ skin to skin dengan bayi. Kontak kulit membantu meningkatkan bonding dan membuat mood ibu dan bayi menjadi positif.
4. Lanjutkan memerah setelah menyusui untuk memaksimalkan pengosongan payudara. Karena peroses pengosongan payudara setelah menyusui hanya sekitar 70-80% saja.
5. Menyusui atau memerah dengan sering (frequent nursing/pumping). setiap 1,5 – 2 jam sekali saat pagi – siang hari dan paling tidak tiap 3 jam sekali pada malam hari, dengan frekuensi menyusu 8 – 12 kali dalam 24 jam.
6. Ambillah waktu khusus untuk menyusui dan memerah paling tidak selama 2-3 hari. Ambil cuti bekerja bila memungkinkan.
7. Lakukan Metode Power Pumping dan perah payudara saat menyusui.
8. Mintalah bantuan Konselor Menyusui dan Konsultan Laktasi untuk masalah-masalah menyusui yang berat seperti kelainan anatomi payudara Mama & oral bayi atau masalah kesehatan ibu & bayi.
9. Istirahat, me time dan percaya diri bahwa produksi ASI Mama mencukupi kebutuhan bayi Mama. Penting juga untuk mendapatkan dukungan dari orang terdekat dan kelompok pendukung ASI secara berkelanjutan. Jangan sungkan untuk meminta bantuan dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
10. Jaga mood agar tetap positif, dengan cara -ibu konsumsi makanan/minuman yg disukai.- melakukan kegiatan/hobi yang disukai, -Ibu mendapatkan perhatian dari orang2 terdekat.- Ibu mengingat momen2 indahnya bersama bayi.- Ibu mendapatkan bantuan untuk menjaga dan merawat bayi dari orang2 terdekat.- Ibu cukup istirahat. Jaga agar Tubuh ibu bugar dan dengan melakukan olah raga yang cukup.
Setelah melakukan beberapa hal yang bisa
menigkatkan produksi ASI yang terkait dengan proses menyusui masih perlukah ibu
mengkonsumsi makanan atau suplemen terntentu?
Sebetulnya jenis makanan seperti apakah yang mempengaruhi KUALITAS ASI?
Sebetulnya jenis makanan seperti apakah yang mempengaruhi KUALITAS ASI?
Seorang ibu menyusui membutuhkan 300-500
kalori tambahan setiap hari untuk dapat menyusui bayinya dengan sukses. 300
kalori yang dibutuhkan oleh si bayi datang dari lemak yang ditimbun selama
kehamilan. Artinya, seorang ibu menyusui tidak perlu makan berlebihan, tetapi
cukup menjaga agar konsumsi gizinya seimbang, dan asalkan si ibu selalu
menuruti rasa laparnya. Sebenarnya apapun yang dimakan ibu, kualitas ASI selalu baik
karena dalam proses produksinya ASI akan selalu mengambil zat-zat penting yang
ada dalam tubuh ibu. Kalau makanan ibu kurang, maka nutrisi akan diambil dari cadangan nutrisi dalam tubuh ibu.
Makanya kalau ibu tidak cukup asupan bernutrisi, yang tekor adalah badan ibu
sendiri. Kalau badan ibu tekor nutrisi berarti ibu akan mudah sakit. Kalau ibu
mudah sakit itu akan mengganggu kelancaran menyusui.
Tidak ada makanan atau minuman khusus yang dapat memproduksi ASI secara ajaib, tanpa melakukan manajemen laktasi yang benar, meskipun banyak masyarakat percaya bahwa makanan / minuman tertentu akan menambah ASI. Diantara yang telah diteliti, telah terbukti secara ilmiah bahwa ekstrak ragi (brewer’s yeast) yang mengandung vitamin B kompleks alami membantu meningkatkan kesehatan ibu menyusui, dan karenanya membantu produksi ASI. Sedikit unsur kimia mangan alami yang didapat dalam beras-berasan, gandum-ganduman, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran juga membantu proses menyusui. Ibu menyusui biasanya cepat merasa haus. Karenanya ibu menyusui harus minum sebanyak mungkin: air, susu sapi, susu kedelai, jus buah segar, atau sup. Hindarilah minuman ringan, teh, atau kopi, seperti halnya ketika hamil.
Bolehkan ibu mengkonsumsi suplemen khusus sebagai booster ASI?
Tentu saja boleh, jika suplemen tersebut bisa menambah rasa percaya diri dan memberikan sugesti yang positif bagi ibu. Namun tidak cukup hanya dengan suplemen, agar proses menyusui lancar ibu juga harus mengetahu dan melakukan manajemen laktasi yang benar.
Kalau Ibu masih keukeuh ingin minta saran jenis makanan apa yg bisa meningkatkan produksi ASI maka saran saya adalah, makanan kesukaan ibu, makanan yang membuat ibu bahagia.. :D
Happy Breastfeeding and stay positive ya moms..
Referensi:
http://theurbanmama.com/articles/perlukah-booster-asi.html
https://web.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/new-adakah-pantangan-makananminuman-pada-ibu-menyusui/10155637376109778
https://supportbreastfeeding.wordpress.com/2009/01/14/kebutuhan-gizi-saat-menyusui/
http://theurbanmama.com/articles/perlukah-booster-asi.html
https://web.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/new-adakah-pantangan-makananminuman-pada-ibu-menyusui/10155637376109778
https://supportbreastfeeding.wordpress.com/2009/01/14/kebutuhan-gizi-saat-menyusui/
Comments
Post a Comment